Arti Sebuah Kata Percaya Diri



Aku adalah seorang mahasiswi Pendidikan Kimia Subsidi di sebuah perguruan tinggi ternama yaitu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Ini adalah tahun pertamaku menjadi seorang mahasiswi. Aku dilahirkan di sebuah rumah sakit Klaten dengan cara Caesar pada tanggal 15 November 1991. Nama merupakan sebuah doa orang tua kepada anaknya. Dan saat itu orang tuaku memberiku nama Ayu Surya Pradita.
Aku merupakan anak satu-satunya yang dimiliki oleh orang tuaku atau dapat dikatakan sebagai anak tunggal. Tetapi sebenarnya aku merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. Kedua kakakku telah meninggalkan orang tuaku saat mereka masih bayi. Begitu juga dengan adikku. Kakak pertamaku meninggal karena ibuku mengalami keguguran. Kemudian kakak keduaku meninggal karena air ketuban yang sudah pecah dan tidak segera ditanggani oleh tangan para medis kemudian keracunan. Adikku meninggalkan kami ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar tepatnya waktu aku kelas 4 SD. Adikku meninggal saat masih berusia 13 hari dikarenakan terkena suatu penyakit yang terdapat dalam ruang bayi di rumah sakit tersebut. Memang saat itu bayi-bayi yang terdapat pada rumah sakit tersebut mengalami hal yang sama.
Aku dan keluargaku harus ikhlas dan tabah dalam menerima cobaan tersebut terutama bagi ayah dan ibuku. Mereka terlihat begitu tegar dalam menghadapi cobaan yang telah diberikan Allah SWT padanya. Aku bangga memiliki ibu yang sangat menyayangiku sepenuh hatinya. Walaupun tubuh ibuku kini sudah mulai renta tetapi ibuku masih tetap gigih dalam menjalani roda kehidupan ini. Saat ini ibu bekerja sebagai seorang yang sangat berjasa seperti dalam sepenggal lagu berikut “….. Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, Engkau patriot pahlawan bangsa membangun insan cendekia….”  Ya, memang benar menurut lagu tersebut ibuku adalah seorang guru. Ayahku merupakan seorang pensiunan perusahaan swasta ini sedang menjajal dunia bisnis kecil-kecilan.

Sejak kecil orang tuaku mengajariku tentang beberapa nilai yang sangat penting bagi setiap manusia dan wajib diajarkan oleh orang tua kepada anaknya. Nilai-nilai kehidupan yang diajarkan antara lain, ketaatan beragama, kejujuran, toleransi, kerja sama, tolong menolong, kedisiplinan, tanggung jawab, cinta lingkungan, dan lain-lain. Semua hal tersebut sangat berguna saat kita mulai menjalani sebuah roda kehidupan yang keras ini. Saat orang tuaku mengajarkakn apa itu rasa percaya diri saat aku masih kecil, mereka tidak mengajarkan secara teori tetapi secara praktik. Mulai dari aku dititipkan sama orang tak dikenal saat bermain di kebun binatang hingga aku diikutkan lomba-lomba.
Aku mengikuti lomba-lomba saat aku duduk di bangku TK. Mulai dari lomba tari sampai lomba hafalan surat pendek dan tilawatil Qur’an. Padahal pada salah satu lomba guruku memberitahukan info lomba tersebut saat H-1, aku disuruh hafalan surat pendek sampai-sampai saat tidurpun aku masih menghafal hingga aku terjatuh dari tempat tidur. Saat lomba dalam hatiku, aku berkata “Aku yakin aku bisa melakukannya dan aku harus bisa”. Karena aku mendapat dukungan penuh oleh keluargaku, guruku dan teman-temanku, aku mendapatkan juara. Saat itulah aku mulai sadar bahwa rasa percaya diri itu mulai ada dalam jiwaku. Dan keyakinanku tersebut menghasilkan kesuksesan yang dapat membanggakan orang tuaku.
Hal tersebut terus berkembang hingga aku menginjakkan kakiku di bangku Sekolah Dasar. Tetapi rasa tersebut mulai berguguran. Karena pada saat aku kelas V aku harus mengubur mimpiku untuk dapat mengikuti lomba olimpiade matematika, hanya gara-gara guruku lebih memilih temanku yang orang tuanya sering memberi bingkisan pada guruku. Saat itulah aku merasa kalau aku tidak pantas mewujudkan mimpi-mimpiku menjadi kenyataan. Tetapi saat aku di kelas VI, aku ingin masuk di sekolah favorit di Klaten. Aku harus bekerja keras agar aku bisa mewujudkan mimpiku tersebut. Selain itu motivasiku adalah ingin membahagiakan orang tuaku. Akhirnya pengorbananku tidak sia-sia. Saat aku harus belajar dengan rajin, berdoa dan tawakal kini terbayar dengan diterimanya aku di SMP N 2 Klaten, sekolah terfavorit di Klaten. Orang tuaku sangat bangga padaku saat mendengar berita tersebut.
 Memang pada awalnya aku mulai menyusun keberaniaanku untuk mewujudkan mimpi-mimpiku. Tetapi bayang-bayang akan kegagalan itu mulai muncul dan menghantui setiap langkah-langkah kecilku. Terus dan terus aku melawannya tetapi pada akhirnya aku mengalami krisis percaya diri. Aku merasa setiap tingkah lakuku merupakan cerminan dari orang lain atau bisa disebut meniru orang lain. Aku juga enggan menjadi diriku sendiri. Tetapi dalam hatiku, aku meronta-ronta ingin bebas dan aku ingin menjadi diriku sendiri. Akhirnya banyak temanku yang dulu selalu menemaniku di saat aku senang maupun susah kini mulai menjauhiku karena mereka sering tersakiti oleh aku yang bukan aku yang sebenarnya. Aku menjadi seperti liar. Dan bodohnya aku, aku meniru perbuatan teman-temanku yang tidak baik seperti, sering terlambat masuk sekolah, kadang tidak masuk jam pelajaran yang aku rasa membosankan, tidak mengerjakan PR, dll. Saat aku kelas IX, saat itulah aku mulai tersadar akan semua perbuatanku yang memang sebenarnya sangat merugikan diriku sendiri dan telah membuat orang tuaku dan orang-orang di sekitarku kecewa akan perbuatanku tersebut. Aku harus mengakhiri perbuatanku tersebut. Aku harus berubah, berubah ke arah yang lebih baik lagi. Terlebih lagi Ujian Nasional telah dekat, pengorbananku selama 3 tahun belajar akan dipertaruhkan hanya dalam waktu 3 hari. Saat hari- hari yang menegangkan tersebut datang, aku harus berusaha dengan segenap rasa percaya diri yang tersisa dalam diriku ini untuk melewatinya.
Akhirnya aku dinyatakan lulus dan melanjutkan perjalanan hidupku di SMA. Selama di SMA, aku selalu menoba untuk menjadi diriku sendiri. Meskipun hal itu terasa agak susah untuk tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. Terutama sisi negatifnya. Aku harus pandai- pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarku. Aku juga memperbanyak kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolahku tersebut. Dengan begitu aku dapat belajar hal- hal yang positif dari berbagai kegiatan tersebut. Selain itu dapat melatih rasa percaya diri.
Tiga tahun telah berlalu, usiaku pun semakin lama semakin bertambah. Kini aku dituntut untuk lebih dewasa. Aku harus mampu menghadapi segala cobaan dan kerasnya dunia ini. Aku lebih menata hidupku untuk menjadi yang lebih baik lagi. Terimakasih Tuhan karena Engkau telah membimbingku menuju ke arah kebaikan. Aku juga mengucapkan terimakasih kepada orang tuaku yang dengan ikhlas menyayangiku dan membimbingku meskipun aku sering mengecewakan mereka. Selain itu, aku mengucapkan terimakasih pada sahabat- sahabatku yang selalu menemaniku dalam keadaan sedih ataupun senang dan orang-orang di sekitarku yang menyayangiku.
Setiap manusia memiliki karakter masing- masing. Jika kamu memiliki karakter yang baik maka banggalah dengan karakter yang kamu miliki sekarang. Tetapi jika kamu memiliki karakter yang kurang baik maka perbaikilah karaktermu tersebut agar menjadikanmu lebih berharga. Galilah terus potensi/ bakat yang kamu miliki dan berbanggalah kamu atas yang telah kamu punyai sekarang ini. Jangan jadi orang yang kurang percaya diri dan jangan jadi orang yang terlalu percaya diri tetapi jadilah orang yang cukup percaya diri. Karena hal itu akan lebih menguntungkan.
Sekian sepenggal cerita yang mungkin terasa membosankan untuk dibaca tetapi begitulah adanya. Terimakasih.

BY: AYU

0 komentar:

Posting Komentar

Tentang Blog Ini

Blog sederhana yang berisi kisah yang semoga bisa menginspirasi dan memberi manfaat bagi kita semua. Sebagian besar cerita yang telah saya posting merupakan kisah nyata yang sebenarnya juga telah di buat buku.

Bagi para pengunjung, jangan lupa untuk memberi komentar maupun tanggapan dari kisah yang ada di blog ini. Oh ya, pengunjung juga dapat mengirimkan cerita melalui email saya yang dapat diakses di tombol "Kirim Ceritamu di Sini", agar beban maupun kegalauan bisa berkurang. hehe

Terimakasih