Betapa Sangat Sulit dan Berharganya Sebuah Kata Menghargai Orang Lain

        Karakter atau kepribadian manusia itu ada bermacam-macam, seperti kerjasama, taat beribadah, percaya diri, menghargai orang lain, kejujuran dan lain-lain. Dan saya yakin setiap orang pasti memiliki perbedaan kepribadian yang lebih menonjol. Misalnya, ada seseorang yang kerjasamanya lebih menonjol, taat beribadahnya lebih menonjol atau mungkin menghargai orang lainnya yang  lebih menonjol dan lain-lain. Tetapi  menurut saya, dari kesekian karakter-karakter tersebut , sampai detik ini, saya merasa belum ada nilai atau karakter-karakter tersebut  yang 100% sangat tertanam didalam diri saya. Tapi walaupun begitu saya harus memilih dari kesekian nilai tersebut, saya merasa karakter menghargai orang lain lah yang lebih menonjol dibandingkan karakter-karakter yang lainnya.
Sikap atau karakter menghargai orang lain, menurut saya merupakan sifat yang sangat ampuh untuk menjalani hidup ini atau untuk kita berinteraksi dengan orang lain. Menghargai orang lain untuk berbicara, berpendapat dan lain-lain, itu yang selalu saya berusaha tanamkan dalam diri saya. Walaupun terkadang  atau bahkan sering saya melanggar atau tidak melaksanakan nilai tersebut. Saya melakukan / menanamkan nilai ini agar orang lain pun juga akan berusaha menghargai saya juga. Jujur, untuk membentuk karakter menghargai orang lain itu sungguh sangatlah sulit untuk ditanamkan, karena terkadang kita harus berusaha merelakan atau melawan keinginan kita sendiri.
Pembentukan karakter menghargai orang lain itu saya mulai sejak SMP. Keinginan tersebut muncul, karena saya melihat bagaimana tingkah laku teman-teman saya dan memang benar jika memang kita mau dihargai kita pun harus menghargai orang lain. Pelan-pelan saya mulai membentuk karakter tersebut, saya melihat bagaimana cara bertingkah laku yang baik, bagaimana cara menghargai orang lain dan lain-lain. Dan dari sinilah saya bisa tahu bagaimana cara menghargai orang lain. Pelan-pelan saya menanamkannya dalam diri saya, walaupun terkadang mengalami hambatan namun dengan berjalannya waktu, karakter tersebut bisa tertanam dalam diri saya. Dan sampai sekarang, saya sudah  terbiasa untuk menghargai orang lain, walaupun terkadang orang lain tidak menghargai saya.

Karakter menghargai orang lain tersebut semakin terpatri dalam benak saya, setelah saya masuk SMA. Bahkan menurut saya, karakter tersebut melampaui batas dan mungkin bisa dikatakan kalau saya termasuk orang yang sangat sulit untuk menolak ajakan atau permintaan orang lain, karena menurut saya jika saya merasa mampu melakukan permintaan orang lain itu, saya akan berusaha melakukannya sebisa saya.  Karena saya cuma ingin membuat orang-orang disekitar saya itu selalu tersenyum bahagia.
Saat SMA lah yang menurut saya, banyak sekali pengalaman saya dalam menanamkan karakter menghargai orang lain. Sebagai contohnya saat saya SMA kelas 1, saya mempunyai teman sebangku yang mungkin bisa dibilang sangat manja dan sangat terbuka karena hampir semua masalah hidupnya dari mulai kisah cintanya sampai keluarganya selalu diceritakan. Tapi dibalik itu semua, dia juga termasuk anak yang kurang kasih sayang karena ibunya sudah meninggal sementara itu ayahnya sudah mempunyai teman dekat tapi mungkin dia belum merelakan seseorang itu untuk menggantikan posisi ibunya. Awal pertemuan saya dengannya, sejak awal SMA. Walaupun sebenarnya, dia dulunya juga satu SMP dengan saya, tetapi karena kami beda kelas, kami menjadi kurang mengenal. Kita memulai untuk berkenalan, bercerita-cerita dan lain-lain yang berguna untuk saling mengakrabkan kami. Dengan berjalannya waktu, saya menjadi akrab dengannya. Kita selalu bersama-sama saat ke kantin, ke parkiran dan bermain. Mungkin karena kita itu sudah sangat akrab, dia merasa percaya dengan saya. Setiap hari dia selalu bercerita tentang keluarganya, kisah cintanya dan lain-lain. Bahkan karena setiap hari dia itu bercerita tentang kisah cintanya, saya merasa bosan untuk mendengarkan dia curhat atau cerita dia, tapi walaupun begitu saya harus berusaha  melawan ego saya karena saya mau menghargai dia dan saya pun juga tidak mau masuk dalam daftar nama orang-orang yang mengecewakan dia. Walaupun terkesan saya terpaksa, tapi saya berusaha untuk melakukannya. Hingga akhirnya saya pun menjadi terbiasa dengan hal ini.
Selain itu saya pun  juga harus mengayomi (dalam bahasa jawa ‘ngemong’) dia karena dia itu terbiasa manja. Walaupun jujur, sebenarnya saya juga termasuk orang yang manja tapi karena menurut saya, dia lebih membutuhkannya, saya berusaha untuk melakukannya. Hingga dengan berjalannya waktu, saya merasa capek, bosan, malas, dan lain-lain hingga akhirnya membuat saya mempunyai keinginan untuk meninggalkannya atau berganti pasangan teman sebangku. Pada suatu hari keinginan itu pun saya lakukan dan ternyata apa yang terjadi tidak seperti apa yang saya dugakan sebelumnya. Dia menangis menjadi-jadi bahkan sampai teman-teman sekelas saya dan guru saya itu mengira kalau dia itu ‘kesurupan’. Saya merasa sangat menyesal dan bersalah dengannya. Saya sangat menyesal dengan apa sikap bodoh dan konyol saya tersebut. Hingga akhirnya, untuk menebus kesalahan,  saya pun kembali duduk dengannya. Saya berusaha melawan semua keinginan, ego saya saat dia bercerita dan lain-lain. Karena saya tidak mau mengulangi kesalahan saya yang kedua kalinya.
       Ini merupakan salah satu contoh kisah atau cerpen nyata hidup saya tentang betapa sulitnya membentuk karakter menghargai orang lain. Tapi mungkin pengalaman tersebut tidak bisa 100% dikatakan sebagai pengalaman tentang karakter menghargai orang lain. Karena didalam kisah tersebut ada karakter tertutup juga. Tapi menurut saya cerita tersebut juga ada unsur karakter menghargai orang lainnya. Berinjak dari pengalaman ini, saya menjadi semakin terbiasa untuk berusaha  menghargai orang lain. Saya selalu berusaha untuk menghargai orang lain, karena saya percaya bahwa hukum karma itu pasti ada. Jika kita memang mau dihargai, maka hargailah orang lain juga. Belajarlah mulai dari sekarang kelak di kemudian hari besok kita dapat menuai buahnya, bukan hanya buah yang biasa-biasa saja, namun buah yang sangat indah . Dan memang jika saya sudah berusaha untuk menanamnya (melakukannya), namun jika sampai detik ini saya belum dapat menuai hasilnya, saya berusaha untuk bersabar karena saya  percaya bahwa semua akan indah pada waktunya. Saya tidak akan melupakan pengalaman ini, karena pengalaman ini merupakan pengalaman awal saya bagaimana dan seberapa sulitnya dalam menghargai orang lain.   
        Tetapi saya pun juga berkeinginan untuk mendalami atau mematri karakter-karakter yang lainnnya kedalam diri saya. Seperti karakter kejujuran, karakter percaya diri, karakter taat beribadah dan lain-lain. Agar kelak di kemudian hari, saya bisa menjadi orang yang lebih baik dari sekarang, insya Allah saya ingin menjadi pribadi yang sedikit mendekati sempurna. Bisa menjadi panutan dan contoh untuk orang lain. Bahkan saya pun juga ingin dikenang oleh orang-orang yang ada di sekitar saya karena saya memiliki karakter-karakter tersebut. Selain itu, dengan karakter tersebut saya ingin membuat orang-orang yang menyayangi saya, bisa nyaman dan tersenyum jika ada di dekat saya.

BY : LOS

0 komentar:

Posting Komentar

Tentang Blog Ini

Blog sederhana yang berisi kisah yang semoga bisa menginspirasi dan memberi manfaat bagi kita semua. Sebagian besar cerita yang telah saya posting merupakan kisah nyata yang sebenarnya juga telah di buat buku.

Bagi para pengunjung, jangan lupa untuk memberi komentar maupun tanggapan dari kisah yang ada di blog ini. Oh ya, pengunjung juga dapat mengirimkan cerita melalui email saya yang dapat diakses di tombol "Kirim Ceritamu di Sini", agar beban maupun kegalauan bisa berkurang. hehe

Terimakasih