Dalam
diri manusia terdapat dua sisi
Sisi
positif yang dipenuhi
Akan
lilin yang slalu bersinar
Dan
sisi negatif yang
Laksana
ruangan gelap gulita
Sisi
positif tak akan slamanya menang
Malah
sisi negatif akan membuat lilin itu mati dan membuat
Semua
sisinya menjadi gelap
Aku adalah aku.
Bukanlah orang yang secerdas Aisyah, bukan pula orang yang setegar Khodijah.
Aku manusia yang tergolong merugi, saat aku hanya bisa mengikuti sisi negatifku
saja, dan mematikan lilin dalam jiwa. Aku sudah lama terpenjara dengan
rutinitas yang terbilang membosankan. Kenapa? Karena aku hanya membuang waktuku
hanya untuk sekadar bermalasan. Padahal jika waktu itu, aku manfaatkan,
tentunya aku akan menjadi salah satu orang hebat.
Lilin-lilin yang
seharusnya aku jaga atau menyalakannya, malah kutiup dengan kegiatan yang tak
bermanfaat. Kubiarkan pikiranku melayang, hanya berangan-angan tanpa adanya
tindakan. Aku matikan lagi lilin yang kumiliki. Aku biarkan rasa takut, slalu
mengalahkanku. Membuatku tak berani melangkah dan Tak berani menantang dunia.
Ketakutanku juga membuat beberapa mata memandang remeh diriku. Ketakutanku
sering membuatku malu. Ternyata, Aku sudah mematikan banyak lilin-lilin yang
aku miliki. Ruangan di hatiku menjadi remang-remang. Kadang aku terbawa ke arah
positif dan kadang aku terbawa ke arah
negatif. Seolah aku hanya tidur, tidur yang cukup lama dalam kehidupan yang
remang-remang. Ketika aku terbangun, aku baru sadar aku sudah terperangkap lama
dalam kondisi yang amat menyedihkan. Aku pun memutuskan untuk berubah dan
berjuang untuk menyalakan lilin-lilinku yang telah lama mati.
Perjuanganku baru
kumulai. Walau terlambat, tapi aku akan terus melangkah. Walau harus merasakan
keletihan, tak akan kupedulikan. Akan ku upgrade terus semua kapasitas yang
kumiliki. Banyak orang-orang hebat di sekitar, yang membuatku selalu terpacu
untuk maju. Dari organisasi yang baru pertama kali ku ikuti ini, aku pun
mendapat banyak pengalaman. Dari sini
pun, aku baru tau makna dakwah yang selama ini tak kutau. Tak hanya sekadar
tau, tapi aku Insya Alloh akan selalu menyebarkan sehingga mewangi di bumi
Alloh ini.
Langkah ini di mulai
dari saling menasihati teman, saling memahami, saling peduli dan bersama-sama
mengejar mimpi. Walaupun mimpi kami berbeda, tapi ukhuwah telah menyatukan
kami. Akan kutebas habis virus malas, keputus asaan, keraguan, dan ketakutan
dalam diri ini dan menyalakan lilinku. Aku percaya aku mampu dan akan aku
buktikan itu segera.
Perlahan tapi pasti
semua nikmat Alloh akan kumanfaatkan dengan efektif sehingga bisa bermanfaat
untuk diriku sendiri dan maslahatan umat. Aku tak ingin menjadi orang yang
merugi lagi. Dengan tanganku ini, akan kuciptakan berbagai tulisan dari sekadar
cerpen, puisi, karya ilmiah dan target besarku adalah novel. Novelku memang
belum selesai, tapi aku sudah mempunyai mimpi yang cukup tinggi menjadikan
novel ciptaanku menjadi best seller di Indonesia dan menjadi media dakwahku. Walau aku tau tulisan
dalam karya-karyaku masih jauh sekali dari kata bagus karena aku baru saja
terjun di dunia menulis dan ilmu-ilmu menulis pun kudapat secara otodidak, tapi
aku optimis aku mampu. Dengan suaraku, akan kusenandungkan syair-syair nasyid
yang dapat membuat hati para pendengarnya menjadi tentram, bersemangat kembali.
Walau suaraku yang selalu memecahkan nada, tapi aku akan berlatih terus agar
menjadi merdu seperti salah satu artis korea yaitu IU. Ia cukup hebat, diusia
mudanya, satu tahun 10 hari lebih muda daripada aku, tapi prestasinya cukup
baik dalam akademis maupun karirnya dalam dunia suara dan akting. Tim nasyidku
bernama spion. Kami sudah latihan beberapa kali, kami pun sempat akan tampil di
sebuah acara, tapi hal itu tidak jadi terlaksana. Tapi tak mengapa, masih ada
acara lain yang akan menjadi saksi keseriusanku dalam menyalakan lilinku.
Selagi
nafas ini berhembus
Aku
akan berjuang
Tak
akan kusiakan lagi waktukku
Dengan
tulisanku kuselipkan pesan dakwahku
Biarlah
ia bercerita tentang apa yang kumau
Semoga
Ia akan lebih abadi daripada raga ini
Dengan
suaraku
Akan
kusenandung syair nan suci
Akan
kuingatkan saudara-saudaraku
Ketika
ia sedang lalai
Dan
ingatkan hamba Ya Rabb
Saat
hamba mulai lalai pula
Dan bantulah hamba
menyalakan lilin-lilin dalam jiwa ini
Sejak aku berkuliah,
aku merasakan lilin-lilinku yang dulu padam, perlahan menyala. Aku akan semakin
bersemangat. Tapi masih ada satu lilin yang agak sulit aku nyalakan, lilin itu
adalah keberanian. Ketakutan akan muncul ketika aku harus tampil di depan umum.
Aku bukanlah orang yang pandai berbicara di depan umum seperti bebek yang
kehilangan baterainya, atau orang yang bisa dengan mudah bercuap-cuap sedangkan
mata-mata yang aku anggap mereka lebih pandai daripadaku menatapku. Ketakutan
ini membuat suara menjadi lirih. Lilin ini sulit sekali kunyalakan.
Aku sadar, aku adalah
calon guru. Tak seharusnya seorang guru memiliki ketakutan tampil di depan
umum. oleh karenanya, aku aktifkan diriku dengan organisasi dan menjadi anggota
tim nasyid. Aku mulai merasa teman-temanku, mulai membicarakanku di belakang.
Bukan aku suudzon, tapi ketika melihat mata mereka secara tidak langsung mata
tersebut memberi sinyal-sinyal tertentu. Aku sangat sedih. Sedih sekali, teman
yang sudah kuanggap menjadi saudaraku, ternyata tega melakukan. Ya aku sadar,
aku belum pandai bicara seperti kalian. Tapi aku sedang belajar menyalakan
lilin keberanianku. Bisakah kalian pahami? Ingin sekali aku berbicara banyak
dan lancar seperti kalian, tapi ketika aku ada di depan, mulutku terasa
tersumbat dan bergetar. Mungkin kata ‘maaf’ yang bisa kuucap.
Lilin
keberanianku..
Kunantikan
kau
Kunantikan
kau
Kunantikan
kau
Kan
bersinar terang
Aku akan terus berjuang untuk menyalakanmu....Aku
janji itu.BY: VITA
0 komentar:
Posting Komentar