Aku fikir aku tidak akan berbicara
lagi dengan key. Karena ku pikir sudah saatnya untuk dia sibuk. Memasuki kelas
akselerasi membuat dirinya harus lebih fokus ke pelajaran dan masa depannya. Aku
juga akan menempuh jalan yang sama disini. Hanya saja pergerakannya lebih lama
dibanding dengan cara belajar yang dia alami sekarang.
Sudah hampir sebulan lamanya aku di
SMA. Rasa yang masih terpendam kini perlahan sudah mulai menghilang. Meski terkadang
aku harus menahan goresan yang sedikit-sedikit merambai hatiku. Sudah lama juga
key tidak menghubungiku. Bahkan untuk di media social saja hanya berbincang-bincang
dengan temannya saja. Tidak denganku. Aku mulai berfikir bahwa mungkin key juga
telah melupakan aku.
Lebaran pun telah usai. Sebentar lagi
aku akan kembali lagi dengan kegiatanku di cikarang. Semakin lama aku sudah
tidak memikirkan key lagi. Mungkin karena aku sudah terbiasa dengan keadaan
dimana tidak adanya dia untuk mengabariku atau sekedar mengucapkan “hai”
padaku.
Ditengah perjalananku menuju rumah,
handphone yang aku taruh disaku pun
bergetar. Aku pikir itu dari teman-temanku yang sekedar member kabar atau
ucapan hari raya yang tertunda. Tapi bukan. Aku terkejut senang melihat layar
hapeku yang bertulisan nama key. Aku sempat tidak percaya. Itu benarlah key
yang mengirim pesan. Kenapa key selalu
datang dan pergi tiba-tiba2? Ucapku dalam hati sambil menahan gores dihati.
Tapi kali ini berbeda. Aku dan key
hanya sebentar saja berbicara. Setelah itu kami tidak berbicara kembali. Aku merasa
sedikit kecewa dengan itu. bahasa yang digunakan key saat berbicara denganku
dulu tak dia pakai lagi sekarang ini. Mungkin benar… key telah lupa.
Awal September pun tiba. Key yang
sekarang sudah mulai berbicara kembali padaku membuat aku tidak berfikir untuk
melupakannya lagi. Tapi ada apa lagi ini? Beberapa hari ini aku tidak berbicara
dengannya. Entah dia yang sering off atau karena dia bosan. Akhirnya aku
menekatkan diri untuk stalking twitter
nya. Ya, itu adalah satu-satunya cara agar aku bisa tahu kenapa.
Seketika jantungku terasa penat dan
sedikit tergores. Aku yang tanpa sengaja melihat key sedang mentionan bersama seorang gadis bernama
geishashi ini membuatku untuk berpikir lebih matang bahwa aku harus benar-benar
melupakan dia. Tidak, aku tidak menangis. Hanya semacam tersayat sedikit.
Ini hal yang membuatku takut. Hal yang
selalu membuatku takut dekat dengan laki-laki adalah tergores. Pengalaman yang
membuatku menjadi sangat trauma. Aku ingin sekali dekat dengan key. Ya, aku
tahu. boneka yang diberikan padaku dapat membuatku lebih dekat dengannya.
Kini aku tidak tahu apa yang aku
rasakan. Aku hanya merasa bahwa dia adalah semacam kakak bagiku. Aku selalu
takut jika berbicara dengan laki-laki. Aku pun selalu takut jika bertemu
laki-laki. Memang tidak semua laki-laki yang aku takuti. Tapi aku takut akan
hadirnya sisi traumaku lagi.
Aku juga tidak pernah membalas
pesan atau mention dari teman lelakiku jika tidak terlalu penting untukku. Untuk
berbicara dikelas pun aku tidak pernah berlama-lama dihadapan laki-laki. Aku hanya
berbicara dari jarak yang jauh. Tapi terkadang aku bercurah hati dengan dekat. Mungkin
perasaan yang membuat berbeda. Mungkin karena keakraban dan rasa agar aku tidak
malu untuk berbicara didepan orang itu sudah hadir. Setidaknya aku tak perlu
lagi bersembunyi setiap kali berbicara dengan lawan jenis…
0 komentar:
Posting Komentar