Ketika
itu aku masih berumur 17 tahun. Aku masih menjadi seorang siswa kelas XII di
sebuah sekolah negeri di Magelang. Tepatnya SMA N 3 Magelang. Sebagai anak
kelas XII yang hendak mengikuti Ujian Nasional
aku bersama teman – teman mulai giat untuk belajar. Karena kami takut
akan kegagalan saat mengikuti Ujian Nasioanal. Bukan rahasia lagi bahwa Ujian
Nasioanl merupakan “momok” bagi setiap siswa. Karena selama 3 tahun kita
menimba ilmu di sekolah tingkat atas ini, kelulusan dan masa depan kita hanya ditentukan hanya dalam 5 hari saja,
yaitu ketika Ujian Nasioanal. Bagaimana kami tidak takut untuk menghadapi
ujian?
Untuk itu, ketika semester pertama kelas XII
kebanyakan dari kami mengambil les bimbel di berbagai tempat bimbel di
Magelang. Akupun termasuk sebagai anggota les bimbel. Selain les bimbel aku
juga mengikuti les bersama guru SMA saya yang memang diadakan oleh sekolah
kami. Kamipun juga tak lupa untuk belajar kelompok walaupun terkadang yang kami
lakukan tidak murni belajar kelompok
melainkan melakukan hal yang tidak penting seperti mengobrol dan lain
sebagainya.Selain berusaha (belajar) kami jjuga lebih mendekatkan diri pada
Allah SWT, misalnya dengan memperajin sholat lima waktu, sholat dhuha , dan
sholat tahajud.
Namun
pada semester ganjil ini kami masih sangat mengbaikan yang namanya belajar,
kebanyakan dari kami masih santai dan kurang mempersiapkan materi – materi yang
akan dipelajari di Ujian Nasioanal. Kraena kemalasan kami hasil yang di dapat
ketika Ujian Semester tidaklah setinggi dahulu.
Setelah
memasuki Semester genap kami mulai agak sadar akan waktu yang hampir mendekati
Ujian Nasioanal. Kamipun mulai belajar dan mempersiapkan diri. Entah itu
belajar di sekolah, les sehabis sekolah, les bimbel ,dan belajar kelompok.
Sebelum menghadapi Ujian Nasioanal yang sebenarnya kami harus mengikuti Uji
Coba Ujian Nasioanal atau yang sering di sebut sebagai “try out”. Kami kurang
lebih mengikuti 3 kali “try out”. Dan hasil yang aku dapatkan selama 3 kali
“try out” tersebut aku dinyatakan lulus walaupun hasil yang aku dapatkan tidak
seperti yang aku bayangkan. Namun dari hasil tersebut aku mulai sadar bahwa aku
harus lebih giat dalam belajar agar aku dapat lulus denagn nilai ynag sangat
memuaskan . Dari situ aku mulai meningkatkan keseriusan dalam memperhatikan
pelajaran di kelas, mulai sering bertanya dan gait mengikuti les bimbel.
Tidak
tarasa Ujian Nasional sudah di depan mata. Akupaun mulai merasa nervous, grogi
bahkan down. Tiga hari sebelum Ujian Nasional di adakan aku sempat merasa down
dan tidak percaya diri, tidak percaya akan kemampun ku sendiri. Aku sempat
merasa stres karena ketakutanku untuk menghadapi Ujian Nasional. Namun aku
langsung disadarkan oleh Ibuku. Ibuku mengatakan “serahkan semuanya kepada
Allah SWT, kamu sudah berusaha semaksimal mungkin lebih baik kamu lebih mendekatkan
diri pada Nya”.
Hari
dimana UJIan Nasional diadakan telah tiba. Hari pertama aku dan teman – temanku
dkihadapka pada soal Bahasa Indonesia dan Biologi, hari kedua kami menghadapi
soal Bahasa Inggris, hari ketiga kami menghadapi soal matematika, hari keempat
kami menghadapi soal fisika , dan hari terakhir kami menghadapi soal kimia.
Drai ke enam pelajaran yang di ujikan aku merasa bahwa soal fisikalah yang
sangat sulit. Aku sempat menangis setelah mengerjakan soal fisika karena aku
merasa tidak mampu menyelasaikan soal tersebut dengan sebaik – baiknya.
Seketika itu aku lansung merenung dan memikirkan nasib kelulusanku . Terbersit
di pikiranku bahwa aku tidak akan lulus Ujian Nasioanal ini.
Setelah
menghadapi Ujian Nasonal aku dan teman – teman ku tidak bisa langsung bersenang
– senang. Kami masih harus menunggu hasil dari Ujian Nasional dengan perasaan
yang harap – harap cemas. Waktyunya pun cukup lama sekitar satu bulan dari
Ujian Nasional. Selama proses menunggu hasil Ujian Nasional kita tidak hanya berpangku
tangan , kami masih harus berusaha untuk mendapatkan Univrsitas yang kami
inginkan.Selama libur satu bulan, aku mengikuti beberapa Ujian Masuk beberapa
PTN. Ujian Masuk yang pertama kali saya ikuti adalah Ujian Masuk UGM. Ketika
itu saya kurang mempersiapkan diri dan kuarang menguasai materi pelajaran yang
di ujikan. Apalagi aku mengambil Farmasi untuk pilahan pertama , Ilmu Gizi
untuik pilihan kedua , dan Pertanian untuk pilahan terakhir. Ketika mengerjakan
soal aku merasa kesulitan aapalagi aku merasa down karena teman di sebelah ku,
memakai jas almamater berlabel “siswa teladan”. Itu merupakan hal yang sepele
namun dapat menurunkan rasa percaya diriku.Karena kegrogian dan kurang rasa
percaya diri, membuat ku buyar dalam mengerjakan soal tersebjt. Dri situ aku
dapat menyimpulkan bahwa aku tidak mungkin di terima di di Universitas sekelas
UGM.
Kemudian
aku juga mencoda Ujian Masuk UNDIP.Aku bersama keempat sahabatku mendaftar dan
mengikuti Ujian Masuk tersebut. Selama tes di Semarang aku dan sahabatku
menginap di rumah guru les bimbel kami. Kami berangkat dari magelang hari sabtu
karena kami harus mengikuti ujian pada hari mi ggunya.Pada saat mengerjakan tes
Ujian Masuk tersebut kami berjuang dengan keras untuk mengerjakan soal – soal
tersebut.Menurut saya soal tersebut tidak sesulit soal Ujian Masuk UGM namun
karena kurang teliti dan kurangv percaya diri, aku merasa soal yang aku
kerjakan banyak yang salah, sehingga aku merasa pesimis akan diterima di UNDIP.
Seminggu
sebelim pengumuman Ujian Nasional, pengumuman Ujian Masuk UGM di keluarkan. Dan
hasilnya seperti apa yang aku perkirakan aku tidak diterima di UGM. Namun aku
tidak terlalu sedih melihat hasilnya, karena aku masih memiliki cadangan di
UNDIP. Dua hari sebelum pengumuman Ujian Nasional, pengumuman Ujian Masuk UNDIP
di keluarkan, aku sangat tidak menyangka kalau aku akan di terima di UNDIP.
Apalagi aku diterima pada pilhan pertama yaitu Kesehatan Masyarakat. Aku sangat
senang sekali dan aku [un yakin akan mengambil jurusan itu. Hal yang membuatku
yakin untuk mengambil jurusan itu adalah karena aku ingin seperti kakak kelasku
yang mengambil jurusan tersebut, apalagi menurut ku jurusan itu memiliki
prospek kerja yang bagus, di tambah lagi banyak sahabat – sahabat ku yang
diterima di UNDIP
Dibalik
kesenaganku , aku juga merasakan kesedihan yang dialami oleh salah satu
sahabatku.Dari keempat sahabatku ada salah satu yang tidak di terima di UNDIP.
Selain itu aku dan teman – teman ku juga masih merasa cemas akan kata – kata
“lulus” yang belum kami genggam. Apa jadinya jika kita talah mendapatkan
Universitas tapi kita tidak mendapatkan kelulusan ?? Sama saja sia – sia
bukan?. Setelah menunggu denagn sabar, akhirnya hari pengumuman pun tiba. Kami
tidak sabar untuk menerima hasil pengumuman yang sudah lama kami dambakan.
Dengan senyum yang mengembang kami berteriak bersama “ AKU LULUS”. Kata itulah
yang kami inginkan.
Setelah
mengetahui bahwa aku lulus, ku pikir permasalahanku sudah teratasi. Karena aku
berpikir aku telah lulus danm mendapatkan Universitas yang aku inginkan. Namun
ternyata itu tidak seperti yang aku pikirkan. Ibuku tidak menyetujui kalau aku
mengambil jurusan Kesehatan Masyarakat karena beberapa alasan. Dimana alasan
itu sampai saat ini masih belum ku ketahui. Di saat seperti ini , aku tidak terima,
aku masih memperthankan keinginanku untuk kuliah di UNDIP. Namun apa daya,
ibuku tidak mengizinkan. Akhirnya dengan berat hati aku melepaskan UNDIP karena
alasan IBU. Namun permasalahan dan ketegangan antara keinginan uku dan iIbuku
yang tidak sejalan tidak se”simple” seperti di cerita ini.
Setelah
melepas UNDIP, aku merasa sangat putus asa, down, dan pastinya stres. Karena
saat itu teman – temanku telah mendapatkan Universitas yang mereka inginkan,
tapi aku belum mendapatkannya.Akhirnya aku mencoba tes SM ynag di adakan oleh
UNY, namun itupun aku gagal. Saat mengetahui kegagalanku, aku merasa sangat
sedih, sangat bodoh, dbahkan aku merasa sangat tidak berguna. Di kala aku
merasa seperti itu, sahabatku tetap memberi dukunagn kepada ku agar aku tetap semangat
dalam belajar, tidak mudah putus asa, dan tidak meratapi nasib denagn
berlebihan. Tak lupa teman ku juga memberiku nasehat agar aku lebih mendekat
kepada Allah SWT.
Karena
dorongan dan keopedulian dari sahabatku aku mulai bangkit lagi untuk mencapai
cita – citaku.Tentunya dorongan itu tidak hanya dari sahabatku tapi juga dari
saidara dan pastinya orang tuaku. Kemudian aku nertekad untuk belajar dengan
giat agar aku dapat lolos dan diterima di Universitas melaliu jalur SNMPTN. Di
saat itu aku merasa pesemis karena banyak yang mendaftar apalagi soal yang aku
kerjakan tidak semuanya ku jawab denagn benar.Selain mengikuti Ujian Masuk
melalui SNMPTN aku juga mencari alternatif lain sebagai cadangan ku andaikata
aku tidak lolos SNMPTN. Aku mengikuti Tes Departemen Kesehatan. Aku mengambil
jurusan Radiologi. Dan tidak disangka aku diterima. Aku sudah berniat untuk
mengambil jurusan itu karema aku pikir aku hanya di terima di poltekes itu
saja. Karena tes masuk tidak hanya tes tertulis saja, akupun mengikuti tes
kesehatan.Dan hasilnya akan si umumkan tiga hari kemudian. Tiga haripun
dilalui, dan pengumuman pun telah di keluarkan. Karena kecanggiahan teknologi,
kami dapt melihat hasil melalui internet. Dan hasilnya ternyata aku gagal dalm
tes kesehatan. Betapa shok dan lemasnya aku ketika melihat hasil tersebut,
karena ku pikir hanya POLTEKES itulah harapan ku satu – satunya.
Aku
tidak pecaya akan kegagalanku itu, maka aku melihat pengumuman sekali lagi, dan
ternyata aku salah dalam melihat pengumuman. Akupun sangat senang.Ketika itu
aku sangat senang. Apalagi di tambah denagn pengumuman hasil SNMPTN yang sangat
tidak disangka. Aku diterima di Universitas Negeri Yogyakarta tepatnya di
jurusan Pendidikan Kimia. D I saat itu aku mulai bimbang lagi, aku tidak tahu harus
memilih yang mana. Dan akhirnya karena beberapa alasan seperti prospek kerja,
jarak antara UNY dengan rumah dan sebagainya,akupun menjatuhkan pilihan ke UNY.
Dan hingga saat ini aku masih senang dan lebih memantapkan diri bahwa disinilah
tempat saya menimba ilmu walau masih terbesit pikiran untuk berpaling dari
sini, tapi aku harus yakin akan keputusanku memilih UNY. Dari pengalaman ku
itu, aku dapat mengambil kesimpulan bahwa “HIDUP
itu PILIHAN”
BY: RIZKA
0 komentar:
Posting Komentar