Awalnya,
aku adalah orang yang tak bisa menghargai kehidupan dan tak mengerti arti
kehidupan yang sesungguhnya. Aku sulit menempuh perjalanan hidupku dengan
sesuatu yang indah. Cuek, pemalas, kurang percaya diri, pendiam dan jarang
bergaul dengan orang lain, itulah aku. Mungkin hal itulah yang menyebabkan aku
tidak mempunyai banyak teman. Tuhan…aku kesepian. Terkadang aku merasa iri
dengan kakakku, yang boleh dikatakan berbeda 180 derajat denganku. Kakakku
mudah bergaul dengan siapa saja dan dan memiliki rasa percaya diri. Ingin
rasanya aku mengubah kehidupanku untuk menjadi lebih baik…tetapi sulit sekali
aku melakukannya. Berikut kisahku dalam mencari arti kehidupan, khususnya dalam
hal mencari arti percaya diri, semangat dan pentingnya bergaul dengan orang
lain.
Menumbuhkan rasa percaya diri
merupakan hal tersulit yang aku lakukan. Entah mengapa sejak kecil aku takut
bila berbicara atau berhadapan di depan orang banyak. Ketika menjelang tes masuk SMP (Sekolah Menengah
Pertama) misalnya, aku sampai jatuh sakit karena stres dan kurang percaya diri menghadapi
tes yang akan berlangsung. Aku menyesal telah membuat orang tuaku khawatir.
Mereka khawatir jika aku gagal menempuh tes karena kondisiku yang sedang sakit
dan benar-benar lemah saat itu. Tetapi syukurlah…semua berjalan dengan baik,
pada akhirnya aku dinyatakan lolos tes. Yah…kejadian ini memberiku pelajaran,
seharusnya aku lebih tenang dan percaya diri ketika menghadapi tes.
Di sekolah, aku terkenal dengan
julukan “si pendiam”. Aku jarang berkomunikasi dengan guru dan teman-teman.
Bahkan, aku tidak ikut suatu organisasi dan kegiatan-kegiatan apapun yang ada
di sekolah. Yang lebih parah, di kelas pun aku cenderung pasif, jarang bertanya
dan selalu takut bila ditunjuk oleh guru untuk mengerjakan soal di depan kelas.
Lagi-lagi hal ini disebabkan oleh tidak adanya rasa percaya diri yang kumiliki.
Di tambah pula, hal yang paling membuatku sedih ialah sedikitnya teman-teman
yang aku miliki. Rata-rata mereka enggan berteman denganku karena sifatku yang
memang pendiam dan jarang berkomunikasi dengan mereka.
Menjelang UAN (Ujian Akhir Nasional)
SMA, semangat belajarku justru menurun. Malas belajar merupakan hambatan
terbesar yang sulit aku dikendalikan. Lagi-lagi hal ini disebabkan oleh tidak
adanya rasa semangat dan percaya diri terhadap UAN yang akan berlangsung.
Alhasil, aku lulus UAN dengan nilai yang pas-pasan karena memang belajarku yang
kurang maksimal.
Menjelang pendaftaran penerimaan mahasiswa baru, aku bingung mau kuliah
di manakah aku dan mau jadi apakah aku nantinya. Dari awal, aku tidak mempunyai
arah, tujuan dan cita-cita. Pada akhirnya, aku memilih universitas dan jurusan
yang diinginkan oleh orang tuaku, bukan keinginanku. Satu hal yang ada di
benakku saat itu, YANG PENTING KULIAH. Saat itu, aku tidak memikirkan bagaimana
masa depanku kelak jika aku membuat keputusan yang salah dan menjalani kuliah
yang bukan pilihanku.
Sesuai dengan saran kedua orang
tuaku, aku mencoba mengikuti tes di UGM (Universitas gajah Mada) tetapi aku harus menelan kekecewaan karena
aku dinyatakan tidak lolos tes. Kemudian dengan saran kedua orang tuaku pula,
aku mencoba mengikuti tes di UNY melalui jalur Seleksi Mandiri (SM) I, aku
memilih prodi pendidikan kimia (Int.). Saat pengumuman hasil tes tiba, aku
sangat terkejut melihat namaku terpampang sebagai calon mahasiswa yang lolos
tes. Rasa tidak percaya, senang dan bingung, campur menjadi satu. Sebenarnya dari dulu aku tidak pernah
bermimpi akan menjadi seorang pendidik alias calon guru.
Awal-awal
memasuki bangku kuliah, aku sangat malas-malasan menjalaninya. Karena memang
dari awal aku tidak berminat menjadi guru dan ini bukan pilihanku. Tetapi
setelah beberapa bulan menjalaninya, aku mulai menikmati kesibukanku sebagai
mahasiswa. Aku mulai bisa menerima kenyataan yang ada. Mungkin inilah jalan
yang diberikan Tuhan kepadaku yaitu menjadi seorang guru. Ya..sudah saatnya aku
berubah dan menemukan arti sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Aku pun mulai
mencoba sedikit demi sedikit mengubah semua sifatku yang jelek. Karena nantinya
seorang guru harus bisa menjadi teladan bagi anak muridnya.
Aku
mencoba berbaur dengan teman-teman yang lain dengan cara aktif mengikuti suatu organisasi dan
kegiatan-kegiatan yang ada di kampus. Aku pun mencoba sedikit demi sedikit
menumbuhkan rasa percaya diri yang selama ini tidak aku miliki walaupun sampai
saat ini masih susah untuk menumbuhkannya dalam diriku. Aku merasakan perubahan
yang aku lakukan ini, membuat hidupku lebih berarti dari sebelumnya. Aku bisa mendapatkan
banyak teman. Aku juga bisa berguna bagi orang lain.
Motivasiku untuk berubah
adalah orang tua. Aku tidak mau mengecewakan mereka. Lagipula, aku sudah
dewasa, sudah saatnya aku memikirkan masa depan tanpa tergantung oleh orang
tua. Aku menyadari bahwa mahasiswa adalah agen perubahan. Di tanganku lah
nantinya arah bangsa ini kubawa. Seperti motto UNY, aku ingin membentuk diriku
menjadi sosok yang bernurani, cendekia dan mandiri. Satu yang ingin aku lakukan
yaitu MENGUBAH DUNIA. Aku ingin mencerdaskan seluruh anak bangsa dan membuat
anak didikku kelak menjadi pemimpin yang bermoral dan memiliki karakter yang
kuat. Dengan begitu, Indonesia akan
bangkit dari keterpurukan.
By :Setiawati
0 komentar:
Posting Komentar