“Hoammmmmm”.……
masih mengantuk….. itu lah yang aku rasakan kini. Ku lirik HPku guna untuk mengetahui
pukul berapa sekarang. Ya, aku hanya bisa melihat dengan HP karena aku memang
tidak mempunyai jam beker. Mungkin itu sungguh ironi, di kamar ini tidak ada
jam dinding maupun jam beker. Tapi sekarang itu tidaklah masalah karena sudah
cukup bagi anak kos mempunyai HP maupun hanya jam tangan supaya dapat
mengetahui waktu.
“ternyata baru pukul 2 pagi” ,
gumamku.
dan aku pun melanjutkan tidurku.
Satu jam kemudian, suara Adam Lambert mengagetkanku.
Alarm yang aku pasang di HPku
berbunyi. Itu tandanya aku harus bangun. Padahal biasanya pulul 04.30 WIB aku
baru bangun. Api kali ini berbeda. Dengan malasnya, aku turun dari tempat tidur
dan menuju ke kamar mandi. Aku tidak ingin terlambat. Aku tidak ingin dihukum.
Lebih baik aku kedinginan, dari pada kau malu dengan teman-teman baruku. hari
ini aku OSPEK. Hari ini pertamanya aku jadi mahasiswi. Apakah semangat muda
akan masuk dalam diriku? Ya, lihat sajalah nanti.
Dengan hawa
dingin yang masuk ke tulang-tulangku, kupaksakan tuk berjalan ke luar kamar dan
menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, aku menyiapkan apa saja yang akan
aku bawa hari ini. Barang penugasan dilarang ketinggalan.
“Bisa berabe aku kalau
ketinggalan”, pikirku.
Jam di tanganku baru menunjukkan
pukul 5 pagi ketika aku sampai gerbang FMIPA UNY. Tapi anehnya sudah banyak
yang berangkat.
“ternyata banyak yang antusias,
atau pada takut kena hukuman ya?”, pikirku.
Setelah registrasi, langsung aku
mencari teman-teman sekelompokku. Teman-teman Newtonku. Teman yang baru aku
kenal waktu aku TM OSPEK. Tapi entah mengapa, bersama mereka aku mendapat
pelajaran tentang semangat, kerjasama, maupun menghargai adanya perbedaan.
Mereka adalah teman yang membuatku nyaman.
Setelah
semua barisan siap, langsung saja kita diminta sarapan dengan bekal yang kami
bawa. Setelah semua selesai, kini saatnya menuju GOR UNY.
“bakal asyik nih ntar di GORnya.”,
kataku pada pipit, teman sekelompokku.
“pastinya, cantik.”, sahutya.
Satu persatu maba-maba baru
fakultas yang ada di UNY masuk dalam GOR yang telah dibagi-bagi posisi
duduknya. Selama dua hari di dalam GOR, seakan-akan semangat jiwa-jiwa muda itu
terbakar. Semua maba meneriakkan yel-yel fakultas masing-masing. Warna-warna
pun seakan-akan saling di adu. Biru muda
untuk MIPA, hijau untuk FIP, ungu untuk FBS, merah untuk FISE, kuning untuk
FIK, dan oranye untuk FT. semua maba dan para pemandunya meneriakkan yel-yel
mereka seperti menunjukkan bahwa merekalah yang terbaik. Dalam tubuhku,
kurasakan energi pemuda-pemudi yang menggeegar. Inginku hal ini akan terjadi
teru, tiak hanya waktu ospek seperti sekarang ini saja.
Hari pertama OSPEK aku melihat banyak
orang-orang sukses sebagai pembicara di depan.
“Kapan
ya aku bisa seperti mereka.”, gumamku
“Nila!”,
temanku membuyarkan lamunanku.
“Apa?”, tanyaku ogah-ogahan
“Semangat!”,
katanya dengan penuh energi
“hmmm
iya deh.”, jawabku masih ogah-ogahan.
Hari pertama OSPEK menurutku secara
keseluruhan mengasyikkan. Tapi dengar-dengar kabar burung bahwa OSPEK kedua
OSPEK Universitas jauh mengasyikkan karena ada display UKM.
Ketika
telah selesai OSPEK hari pertama, maba pun dibubarkan. Sampai kos pun kira-kira
hampir waktu maghrib. Badan berasa capek banget, tapi entah mengapa mata ini
belum terpejam hingga pukul 22.30 WIB. Iseng-iseng aku buka FB(facebook)ku. Secara biasa, aku
mengomentari status teman-teman FBku yang menurutku menarik. Salah satunya
status milik kakak MOT OSPEK. Banyak teman-temanku yang menyukainya.
Teman-temanku selayaknya fans seorang artis. Kakak MOT yang belum aku kenal
itupun menanyaiku mengapa aku belum tidur. Disuruhnya aku supaya tidur supaya
besok lebih bersemangat lagi. Tak lupa ia juga menyemangatiku. Ngomong-ngomong
soal semangat, semenjak aku di sini (UNY), kata-kata “Semangat” tak ubahnya
makanan pokok sehari-hari. Entah mengapa. Aku pun terheran-heran. Tapi, ya
sudahlah pikirku. Justru hal tersebut sangatlah positif bagiku. Seperti seorang
sahabat yang setia menemaniku.
OSPEK
hari kedua sampai hari kelima aku ikuti dengan senang hati. Jadi, agak sedih
OSPEK berakhir. Sebelum serangkaian OSPEK resmi berakhir, kelompokku, Newton
dengan dibimbing oleh kak Pluntur Artiono sebagai kakak pemandu membentu sebuah
lingkaran. Kak Pluntur tidak bosan-bosannya menyampaikan beberapa kata semangat
kepada kami, maba-maba. Tak jarang pula, ganti kami yang menyampaikan kata-kata
semangat. Entah mengapa, aku merasa mempunyai beberapa sahabat yang dapat
mengisi kekosongan dalam diriku. Tapi, ada sebuah perasaan sedih dalam kalbu.
Aku takut, aku takut kehilangan mereka. Aku tahu, kami pasti akan semakin jauh,
dan semakin jauh. Karena kami tidak bisa menutupi, kami pun harus maju di
jalan-jalan masing-masing. Kami dengan latar belakang beda jurusan. Ya, aku
tahu itu. Tapi seorang sahabat tetaplah sahabat, setidaknya bagiku.
Sering
di suatu kesempatan, aku merenung. Tiba-tiba terlintas dalam sebuah pikiran
“Mengapa aku
bisa berada di jurusan ini, di prodi ini, di Pendidikan Kimia kelas
Internasional ini?”
Memang dulu
waktu SMA aku berada di kelas RSBI. Pengantar pelajaranpun 50:50 menggunakan
bahasa Inggris. Tapi yang aku tak habis pikir, mengapa aku masuk kimia, apalagi
pendidikan. Sama-sama MIPA, sebenarnya aku Prefer
ke matematika. Aku pun sebenarnya diterima dalam jurusan pendidikan matematika
di sebuah universitas negeri di Semarang. Tapi, kenapa aku memilih Kimia? Belum
lagi dengan kata-kata Pendidikannya
tersebutl. Tidak pernah ada dalam pikiranku, aku menjadi seorang guru, dosen,
atau pendidik yang lain. Sering dalam jiwa ini menanyakan bahwa aku telah salah
masuk jurusan? Hal tersebut merupakan tanda Tanya besarku, termasuk saat ini
juga. Pernah juga dalam diri ini, ingin meninggalkan prodi yang aku geluti ini,
dan memilih sesuatu yang aku impikan. Tapi, hal tersebut tidak sebanding dengan
konsekuensi
yang akan kuperoleh kelak.
“apa
sih salahnya pendidikan Kimia? Sudah kelas internasional lagi?”
sering pikiran semacam ini muncul.
Tetapi dengan berbagai pertimbangan, baru aku sadari ini merupakan kado
terindah Tuhan buatku. Tuhan tentunya tahu apa yang lebih baik untukku.
Walaupun mungkin saat ini aku belum mengetahui alasan Tuhan menempatkanku di
sini, tapi aku yakin suatu saat nanti, akan kupetik buah kesuksesan di bidang
pendidikan kimia ini.
Selain masalah
tersebut, Sering aku merasakan kesepian, sendiri, seolah-oleh berada di ruang
gelap, sunyi, seorang diri. Biasanya hal tersebut aku rasakan di kos. Padahal
kos yang seharusnya menjadi rumah kedua aku, tetapi kenyataannya tidaklah
begitu. Seakan tidak ada yang peduli denganku di sana. Tidak ada yang mendengar
keluh kesahku tentang semua permasalahan yang muncul. Hal ini sangat jelas
berbeda dengan yang aku alami dulu. Ketika berada di rumah. Di rumah,
kehangatan, perhatian, kasih sayang dapat aku rasakan dengan sejelas mungkin.
Selain itu, teman-teman SMA-ku adalah teman-teman yang sangat perhatian. Kami
adalah satu, seperti tak terpisahkan. Tapi, mau dikata apa lagi, kami harus
berjalan di jalan masing-masing tuk menggapai cita-cita.
Tetapi, ketika telah memasuki beberapa bulan,
pandangan di atas tersebut sedikit demi sedikit memudar. Aku telah dapat
merasakan kehadiran teman-teman kelasku (Pendidikan Kimia Internasional).
Ternyata banyak di antara mereka yang enak untuk diajak bergaul. Aku
mendapatkan banyak inspirasi dari mereka, kawan-kawan hebatku. Tak jarang
ketika aku sedang tidak mood, setelah
mengobrol dengan mereka, rasanya semuanya menjadi plong. Tak jarang kertua
kelasku mengirimkan SMS kepada anggota kels yang berisi SMS motivasi atau
sekedar member semangat kepada kami.
Selain
teman-teman kelas, teman-teman pengurus HIMAKI (Himpunan Mahasiswa Kimia)
sangat membuat diriku kemnali semangat, kembali menjadi Nila yang seperti dulu,
yang selalu ceria dan membuat diriku seakan tercipta untuk kimia. Teman-teman
pengurus HIMAKI sudah seperti keluarga bagiku. Ketika aku, sang anak yang manja,
yang selalu mengekor di belakang orang tua berada sendiri di jogja, serasa tak
berkawan, teman-teman pengurus HIMAKI ada di sampingku. Mereka keluarga
jogjaku. Ketika aku merasa down,
mereka ada untukku. Aku jadi ingat, dulu waktu masa awal-awal kepengurusan
kadept (ketua departemen) di tempat aku berada mengajak kumpul departemen.
Padahal itu Cuma alasan. Dia memanggilku karena menurut dia, aku sedang
mengalami masalah. Dia berspekulasi demikian gara-gara status FB(facebook)ku.
“ dek Nilats, lagi ada masalah ya?”,
tanyanya
“ Masalah?”,
kataku dalam hati
“Hmmm tidak kok mas. Memangnya kenapa ya?”, tanyaku
padanya
“Nggak, di
status FBnya kok seperti itu.“, katanya
“Nggak kok,
biasalah mas, cuma asal ketik saja
kok kemarin itu.”, jelasku.
Hal tersebut mungkin sangat biasa.
Tapi tidak bagiku. Pengurus HIMAKI 2011 sangatlah dekat satu sama lain. Kita
daalh keluarga. Apabila ada salah satu di antara kita yang lagi sedih maupun
senang, semuanya ikut merasakan. Selain itu, tak jarang pula, teman-teman
pengurus HIMAKI membagi semangatnya padaku, walaupun hanya dengan mengirimkan short message service (SMS) padaku.
Tapi, hal tersebut sangatlah berarti bagiku. Hal tersebut selalu membangkitkan
diriku. Membangkitkanku dalam keterpurukan. Membangkitkanku dalam kesunyian
dunia ini. Mungkin dengan mengirimkan SMS tersebut, tidaklah berarti, tapi
bagiku hal terebut sangatlah berarti. SMS tersebut seperti energi yang
dihempaskan oleh suatu sumber energi yang sangat kuat pula.
Walaupun
aku telah memiliki teman-teman sekelasku dan teman-teman pengurus HIMAKI 2011
yang selalu menyemangatiku, perasaan kesendirian tidaklah hilang sama sekali.
Tetapi, aku di sini untuk menuntut ilmu tuk menggapai cita-cita baruku ini
tidak boleh patah semangat. Aku selalu ingat keluargaku di Kudus. Ibu, Bapak,
Adikku adalah penyemangatku. Aku tidak bolaeh putus semangat. Aku berusaha
sampai sekarang untuk mereka. Aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku. Aku
ingin menjadi orang sukses di jalanku sendiri. Selain karena semangat yang
mengisi hari-hariku, aku semakin menyongsong hari-hariku di kota gudeg ini
karena aku yakin Allah SWT selalu bersamaku, selalu menjaga hambanya ini,
seperti potongan lagu InsyaAllah dari Maher zain,
“…….don’t
despair and never lose hope
Cause
Allah is always by your side…
Insya
Allah…InsyaAllah….Insya Allah..”
Jadi, saranku buat
teman-teman sekalian, jangan sampai kalian kehilangan semangat, kalian semangat
itulah yang akan menjadi lampu penerang dalam kehidupanmu. So, keep your fire to reach your stars.
BY : NIlats
0 komentar:
Posting Komentar