Ingat saya ketika pertama kali wawancara untuk sebuah kepanitian di HIMA (Himpunan Mahasiswa). Pertanyaan wajib setelah perkenalan diri adalah seberapa besar komitmenmu, apa kontribusimu, dan alasan kenapa kamu mengikuti kepanitiaan ini, dan masih banyak lagi. Boleh jadi sebagian besar teman-teman yang membaca tulisan ini juga menerima pertanyaan yang serupa. Hm... dan bisa dibayangkan untuk mencari jawabannya bisa berpikir cukup keras. Tapi memang pertanyaan itu penting. Nha disini, saya akan mengulas salah satu pertanyaan..
“Kenapa kamu mengikuti kepanitian / organisasi ini?”
Bisa dipastikan mayoritas mahasiswa ketika mendapatkan pertanyaan ini akan menjawab “Karena saya ingin belajar dan menambah pengalaman”. Bukan sebuah jawaban yang salah memang, dan disini pun saya bukan ingin menyalahkan. Hanya ingin mencoba memperluas arti dari kalimat sederhana tadi.
Kalau ada kakak angkatan yang jail mungkin akan dikembalikan ke pertanyaan selanjutnya, seperti “Belajar apa?”. Nha lho.. mau dijawab apa? Oke kembali ke topik.
Memang ketika kita mengikuti sebuah kepanitiaan apalagi masuk ke dalam organisasi, kita akan belajar, belajar untuk bekerjasama dengan orang lain. Selain itu juga akan menambah pengalaman kita, dan masih banyak lagi. Tapi apakah belajar bekerjasama harus lewat organisasi? Saya yakin akan ada teman-teman sepakat bahwa jawabannya tidak. Tidak harus lewat organisasi jika kita ingin belajar bekerjasama dengan orang lain.
Dari yang saya sempat pikirkan beberapa hari yang lalu, sebenarnya ada sebuah nilai plus yang perlu untuk ditingkatkan ketika kita mengikuti organisasi (terutama). Dan mungkin juga hanya sebagian yang memikirkan hal ini, menurut saya. Bahwa berada dalam sebuah kepanitiaan, atau lebih tepatnya dalam sebuah organisasi sebenarnya adalah belajar untuk peka. Kenapa? Karena organisasi adalah wadah aspirasi mahasiswa yang nantinya diwujudkan dalam berbagai agenda atau kegiatan.
Sederhananya, ketika kita sudah masuk dalam organisasi sebenarnya kita dituntut untuk lebih banyak merangkul mahasiswa sehingga kita tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Dan nantinya diwujudkan dalam sebuah agenda. Jangan sampai acara yang dibuat hanya sebagai eksistensi namun kososng makna. Kalau sudah bisa menerapkan konsep belajar kepekaan, keberadaan kita di organisasi tidak hanya akan bermanfaat untuk diri kita sendiri, namun juga untuk teman-teman disekitar kita. Oleh karena itu, menurut saya benar kata orang bahwa organisasi adalah sebagai wadah pelayan masyarakat.
Refleksi pagi ini semoga bermanfaat. Jika ada kesalahan, saya mohon maaf. Dan semoga menjadi bahan diskusi selanjutnya.
Hidup Mahasiswa !
0 komentar:
Posting Komentar